Indonesia kembali bersiap menjadi sorotan dunia melalui Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) 2025 yang berlangsung pada 1–30 September 2025.
Mengusung tema “Wellness Nusantara sebagai Sumber Pemulihan dan Kebanggaan Indonesia”, event ini menghadirkan beragam program unggulan untuk mengembangkan pariwisata sehat dan berkelanjutan.
Menurut Heben Ezer, Kepala Bidang Inbound and Domestic Tour DPP ASTINDO (Asosiasi Travel Agent Indonesia), perkembangan pariwisata Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tiga faktor utama yang disebut 3T: Technology, Transportation, dan Tourism.
“Teknologi berkembang sangat pesat, transportasi semakin memudahkan perjalanan, dan pariwisata pun otomatis ikut tumbuh. Ketiganya saling mendukung dan tidak akan berhenti berkembang,” jelas Heben Ezer melalui YouTube IWTIF, Kamis, 11 September 2025.
Wellness Destination Competitiveness: Kunci Daya Saing Destinasi
Untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan wellness tourism, ada beberapa faktor utama yang diperhatikan:
1. Destination Environment: Keindahan dan kelestarian lingkungan destinasi.
2. Wellness Tourism Travel & Policy: Dukungan kebijakan pemerintah untuk wisata wellness.
3. Infrastructure & Capacity: Fasilitas modern dan memadai.
4. Man-made & Cultural Resources: Integrasi budaya lokal dalam pengalaman wisata.
5. Wellness Strategy & Structure: Perencanaan dan tata kelola destinasi wellness.
6. Innovation Potential: Pemanfaatan teknologi terbaru untuk wisata kesehatan.
7. Collaborative & Proactive Marketing: Promosi bersama untuk menjangkau wisatawan global.
Contoh konkretnya adalah pengembangan pantai di Madura yang memiliki kualitas oksigen tinggi—potensi besar untuk wisata kesehatan berbasis alam.
Transformasi Digital Tourism 5.0
Pariwisata Indonesia kini memasuki era Tourism 5.0, di mana digitalisasi menjadi kunci utama. Beberapa inovasi yang dikembangkan meliputi:
Pemasaran pariwisata digital: Memanfaatkan media sosial dan platform online untuk promosi.
Kecerdasan buatan (AI): Meningkatkan pengalaman wisatawan melalui rekomendasi berbasis data.
Fitur teknologi terbaru: Mempermudah reservasi, pembayaran, hingga informasi destinasi.
Dengan digitalisasi, wisatawan bisa dengan mudah mengakses informasi dan layanan pariwisata kapan saja.
Gerakan Wisata Bersih: Menjaga Keindahan dan Kesehatan Destinasi
Gerakan Wisata Bersih (GWB) diluncurkan sebagai langkah menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan destinasi wisata. Program ini mencakup:
Contohnya, area wisata pantai dan pegunungan kini dilengkapi tempat sampah terpilah dan tim kebersihan khusus agar wisatawan merasa nyaman dan sehat.
Pariwisata Naik Kelas: Wellness, Marine, dan Gastronomi Tourism
IWTIF 2025 juga mengedepankan wisata berbasis minat khusus di tiga sektor utama:
1. Wellness Tourism: Wisata kesehatan berbasis spa, yoga, hingga terapi alami.
2. Marine Tourism: Eksplorasi wisata bahari seperti diving, snorkeling, dan wisata pesisir.
3. Gastronomi Tourism: Wisata kuliner khas daerah yang menggabungkan cita rasa lokal dengan nilai budaya.
Contoh destinasi gastronomi unggulan adalah Bali dengan kuliner sehat berbahan organik, serta Sulawesi Selatan dengan wisata bahari kelas dunia.
Event Global dengan IP Asli Indonesia
IWTIF 2025 mengusung konsep event internasional dengan Intellectual Property (IP) asli Indonesia, menampilkan budaya dan kearifan lokal. Program ini dirancang untuk:
Meningkatkan daya tarik pariwisata Indonesia di kancah dunia.
Memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat.
Memperkuat identitas budaya Indonesia di sektor pariwisata global.
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Komunitas
Desa wisata menjadi pilar utama pariwisata berbasis masyarakat. Tahun 2025, program ini ditargetkan untuk:
Meningkatkan kualitas desa wisata dengan fasilitas ramah wisatawan.
Memberikan pelatihan bagi masyarakat agar siap menghadapi wisatawan internasional.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
Contoh suksesnya adalah Desa Penglipuran di Bali yang kini dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Data Perjalanan Wisatawan Nusantara 2024
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, 10 besar provinsi asal perjalanan wisatawan nusantara tahun 2024 adalah:
1. Jawa Timur – 204,88 juta perjalanan
2. Jawa Barat – 180,59 juta perjalanan
3. Jawa Tengah – 131,80 juta perjalanan
4. DKI Jakarta – 90,45 juta perjalanan
5. Banten – 61,88 juta perjalanan
6. Sumatera Utara – 42,24 juta perjalanan
7. Sulawesi Selatan – 35,44 juta perjalanan
8. DI Yogyakarta – 26,69 juta perjalanan
9. Bali – 21,62 juta perjalanan
10. Riau – 19,50 juta perjalanan
Data ini menunjukkan tingginya mobilitas wisatawan domestik yang dapat diarahkan untuk mendukung wellness tourism.
Faktor Pendukung Wellness Tourism
Beberapa faktor pendukung keberhasilan wellness tourism meliputi:
Alam yang indah dan tenang.
Destinasi aman dan nyaman.
Fasilitas bersih dan berkelanjutan.
Praktisi wellness profesional.
Makanan sehat berbahan lokal.
Aktivitas berbasis kebugaran seperti yoga, hiking, dan meditasi.
Kegiatan Wisata Terkait Wellness
Wellness tourism mencakup berbagai aktivitas, seperti:
Sport Tourism: Lari maraton, bersepeda, hingga hiking.
Gastronomi Tourism: Wisata kuliner sehat berbasis kearifan lokal.
Health Tourism: Spa, terapi herbal, dan retreat kesehatan.