Jamu merupakan minuman tradisional dalam negeri yang dibuat dari berbagai tanaman obat.
Tapi taukah kamu ada cara khusus membuat jamu, salah satunya dengan filosofi Djampi Oesodo?
Berikut apt. Fajar Prasetya, S. Farm, M.Si, Ph.D akan menjabarkan hal tersebut dalam acara Indonesia Wellness Tourism Festival (IWTIF) 2023.
Perbedaan jamu, obat dan obat tradisional
Merangkum dari Buku Pedoman Penelitian Jamu Berbasis Pelayanan Kesehatan tahun 2017, Jamu adalah obat tradisional Indonesia.
Sedangkan menurut Permenkes Nomor 6/2016 Tentang Formularium Obat Herbal Indonesia, jamu adalah sediaan obat bahan alam, status keamanan dan khasiatnya dibuktikan secara empiris.
Dengan kata lain, jamu merupakan salah satu obat tradisional Indonesia yang berasal dari sediaan bahan alam dengan status keamanan serta khasiatnya telah dibuktikan secara empiris.
Obat
Menurut Perka Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 21/2015 Tentang Tata Laksana Persetujuan Uji Klinik, obat jadi termasuk produk biologi yang terdiri dari bahan atau paduan bahan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Obat tradisional
Merangkum dari Perka BPOM RI No.HK.00.05.4.1280/2005 Tentang Pedoman CPOTB, Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Wujud Jamu berbasis filosofi Djampi Oesodo
"Jamu berbasis filosofi Djampi Oesodo adalah warisa budaya luhur bukti puncak spritualitas dan budaya Nusantara," kata Fajar
Ia menyebut, saat ini dari jamu filosofi Djampi Oesodo pencapaian ketuhanan, kesadaran, energi hingga materi.
Selengkapnya, yuk simak uraian berikut ini.
- Makanan, minuman dan suplemen kesehatan mencakup molekul metabolit primer sampai sekunder.
- Obat berbahan alam indonesia (ada yang sederhana, terstandar dan tersaintifikasi)
- Musik, lagu, sinar, batu alam, alat kesehatan (fisik sederhana hingga radiasi)
- Teknik pijat manual
- Olah raga, tarian, semedi, pengaturan nafas
- Aromaterapi
"Di sini ada berbagai bentuk, ada makanan, musik bahkan tarian. Di filosofi Djampi Oesodo, tari-tarianan itu bisa kita gunakan sebagai pencapaian kesehanayan dengan filosofi Djampi Oesodo, tarian tadi bisa jadi jamu atau pencapaian kesehatan menggunakan tradisi leluhur," tambahnya.
Fajar juga menjelaskan, cara menggunakan jamu dengan takaran yang pas.
"Dengan takaran yang pas, jangan berlebih karena bisa menimbulkan banyak efek negatifnya," ujar Fajar.
"Karena obat dan racun, itu bedanya hanya takaran. Contoh bisa ular yang kata orang beracun bisa jadi obat stroke," tambahnya.
Jamu sendiri menurutnya harus memenuhi 3 unsur, yakni aman, mutu dan manfaat.
Cara pemilihan bahan baku
- bebas dari cemaran bahan lainnya (seperti tanah, pasir, rumput
- Bebas dari hama penyakit
- Tidak busuk atau rusak
- Bagian tumbuhan yang dibutuhkan tepat, seperti rimpang (akar), kulit batang (kayu), daun, bunga, biji, buah dan herba
Penggunaan air sesuai dengan persyaratan kesehatan, yakni diambil dari sumber air bersih seperti sumur, PAM atau air isi ulang.
Pemilihan peralatan
- Pilih peralatan yang aman bagi kesehatan (food grade)
- Peralatan pembuatan jamu tidak digunakan untuk keperluan lain
Sebagai contoh, gunakan panci stainless steel dan hindari panci berbahan aluminium.
kamu juga bisa menmakai botol kaca ya.
Aspek kebersihan diri
- Badan dalam kondisi sehat
- Cuci tangan pakai sabun sebelum dan setelah membuat jamu
- Pakaian bersih
- Gunakan tutup kepala, celemek, sarung tangan serta masker
Cara membuat jamu
- Selama perebusan, jangan terlalu sering membuka tutup wadah agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang
- Bahan-bahan jamu dimasukkan setelah air mendidih
- Jika tak ada ketentuan lain, perebusan dianggap selesai saat air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula.
Misalnya dari 800 cc menjadi 600 atau 400 cc.
- Jika bahan yang direbus kebanyakan bahan keras seperti biji atau batang, maka air rebusan disisakan sepertiganya, sebagai contoh dari 600 cc menjadi 200 cc.
- Jika mengandung bahan kering, dosis yang paling umum yakni 30-50 persen dari jumlah bahan segar. Misalnya pemakaian daun kelor segar, pemakaiannya 10 gram dan kering 4 gram.
Semoga menginspirasi ya!